Hi all reader gengs ...
hari ini aku mau ajak kalian nih nanya nanya seru sama penulis Marriage Deal yakni kak Marissa Umami, orangnya seru banget dan enak banget diajak chit chat. pokoknya seneng banget deh akhirnya aku terpilih sebagai salah satu bloghost novel beliau.
Blogtour ini akan berlangsung selama tiga hari gengs, jadi jangan sampai ketinggalan satu haripun event blogtour Marriage Deal ini.
Baiklah, aku nggak perlu banyak bicara, lebih baik sekarang aku ajak kalian langsung masuk ke chit chat sama Beliau, check this out:
***
1. Bagi Kakak Marissa pribadi, Bagaimana konsep "Pernikahan dengan Cinta, tapi bertepuk sebelah tangan"?
. "Pernikahan
dengan cinta tapi bertepuk sebelah tangan" menurut saya itu pernikahan
yang hanya salah satu pihak yang mencintai pasangannya. Tapi tidak melulu
berarti pihak yg lain membenci. Lian dalam novel ini contohnya. Lian tidak
membenci Agam tapi dia awalnya juga tidak memiliki ketertarikan romantis untuk
suaminya itu.
2. Apa ada alasan tertentu yang melatarbelakangi penulisan novel Marriage Deal ini?
Hmm...saya kan belum
menikah. Pernah ada teman yg bertanya gimana seandainya kalo saya dijodohkan
orang tua? Kalo saya pribadi, sih sebenarnya lebih suka jodohnya hasil
pencarian sendiri , Tapi namanya jodoh kan jalannya bisa datang lewat mana
saja termasuk perjodohan. Selama saya merasa cocok mungkin oke-oke saja. Tapi
kalo nggak, pasti saya bakal utarain pendapat saya ke orang tua. Nah, dari situ
saya gabungkan dengan ide novel ini. Gimana kalo karakternya bukan tipe orang
yg pikir panjang dan egois? Jadilah si Lian.
3. Bagaimana Riset novel Marriage Deal ini? apakah mengalami kesulitan dalam proses penulisannya?
Riset saya terutama
tentang cara menulis romance dan membentuk karakter bad boy. Kesulitan dalam
penulisan banyak sih. Yg paling besar soal waktu menulisnya. Menyusun plot,
karakter dan menulis adegan romantis antara suami istri gitu juga sulit
4. Apa Hal yang paling Kakak Favoritkan dari novel Marriage Deal ini menurut Kak Marissa?
Hal paling favorit
menurut saya itu setiap interaksi antara Lian dan Agam. Waktu menulis adegan
mereka itu saya geli-geli sendiri
5. Apa sih harapan Kak Marissa untuk pembaca novel Marriage Deal ini?
Harapan saya sih nggak muluk-muluk. Buku ini mungkin bukan
buku romantis terbaik di antara banyak buku di luar sana. Tapi semoga para
pembaca bisa menikmati kisah mereka. Syukur-syukur kalo suka dan ada pelajaran
yang diambil dari dalamnya
***
demikian
chit chat kami ... sebenarnya banyak banget sih pertanyaan yang ingin
saya tanyakan sama Kak marissa, tapi berhubung saya hanya dibatasi 5
pertanyaan aja, ya gapapa deh, udah cukup terpuaskan kok sama jawaban -
jawaban beliau untuk memperdalam mengenali Marriage Deal ini langsung dari penulisnya.
Marisa Umami anak sulung dari dua bersaudara. Ambisinya
adalah menjadi penulis novel dystopian. Namun nasib membawanya untuk menulis
cerita romantis. Dia penggemar cerita detektif, drama Korea, bulu tangkis, Moto
GP, karaoke dan kopi hitam.
Saat ini dia
bekerja di salah satu puskesmas di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Di
sela-sela kesibukan bekerja, Marisa meluangkan waktu untuk menulis ide-ide
cerita, belajar memasak dan membuat kue. Sapa dia via Instagram di @casaemyu.
sukses terus ya buat Kak Marissa Umami, dan juga penerbit Twigora yang keren abis udah nerbitin buku yang super keren banget.
***
Berkali kali saya baca review tentang Marriage Deal. Selalu penasaran sama Lian. Saya juga bayangin, novel ini difilmkan. Wah pasti seru
BalasHapuskebayang sih gimana susahnya Kak Marissa yang notabene belum nikah tapi harus nulis romantisme suami istri antara Lian dan Agam..
BalasHapusDan aku setuju, nggak cinta bukan berarti benci.
Woooow.... Hebat banget ya kak Marissa bisa melahirkan karya sekeren ini. Penuh perjuangan & tantangan tersendiri.
BalasHapusAkunsuka baca novel tentang pernikahan yang awalnya gak cinta menjadi cinta. Menurutku itu romantis banget.
BalasHapusKak Marissa bisa gitu ya bikin cerita sebagus ini. Quotenya apalagi keren keren dan inspiratif banget. 2019 semoga ada yang melamar buat difilmkan ya
BalasHapuswell, aku selalu suka dengan seorang penulis yang mencintai karakter yang ia tulis daaan saat aku membaca chit-chat ini aku menyadari bahwa penulisnya mencintai karakter yang ia buat. bagiku, penulis yang mencintai karakternya akan tahan banting dengan para pembaca. eeer.... kan gak semua pembaca akan berkomentar baik tentang buku yang ia baca, bukan? daaan sejujurnya aku cukup penasaran bagaimana penulis bisa menggambarkan suami-istri padahal belum menikah, pecinta tantangan banget agaknya dan satu lagii.. itu menunjukkan bahwa penulisnya suka baca bukuu! nggak mungkin banget penulis bisa membayangkan interaksi suami-istri tanpa pernah melewati atau membacanya. so, aku salut!
BalasHapusseru sekali membaca ini keren
BalasHapusperbedaan tepung tapioka dan maizena