Langsung ke konten utama

Ya Allah aku galau

     entah apa yang seharusnya aku tuliskan di blog baru ini, aku nggak ngerti sama sekali. yang jelas disini aku jelaskan jika aku sedang galau berat. masalah yang datang menumpuk,bertubi - tubi, mengiris hati. sungguh aku tak tahu harus bagaimana dan harus berbuat apa sekarang selain menumpahkan semua hal ini pada tulisan.
     aku tahu, harus ada yang diinterospeksi dari diriku, kesalahanku sudah begitu banyak, dosa - dosaku menghimpitku sehingga membuatku tak berdaya. aku hanya ingin segera keluar dari belenggu masalah ini, tapi langkah pertama yang kulakukan untuk keluar saja aku tak mengerti. selain ya itu tadi, interospeksi diri.
     aku tahu masih banyak jalan, masih banyak kesempatan yang seharusnya bisa aku manfaatkan, dan bukan berdiam dalam kungkungan kegalauan seperti ini, aku tahu bisikan akan semangat baru itu selalu membisik dalam hati, yang sayangnya seringkali tidak aku dengarkan karena mungkin aku masih terbawa suasana galau yang "bodoh"nya aku nikmati ini.
       di sisi lain aku percaya pasti ada obatnya galau ini, aku percaya. sekalipun belum aku temukan apa itu obatnya. mungkin hanya dengan doa dan dzikir, muhasabah, mendekatkan diri kepada Tuhan semoga saja hatiku yang galau bisa segera sembuh dan aku bisa mengukir prestasi yang banyak dan gemilang serta membanggakan lagi, amin ya Allah.
      kenyataan pahit demi kenyataan pahit ini semoga saja semakin menguatkanku dan mendewasakanku, aku percaya lingkaran hidupku akan kembali menjadi baik lagi dan tidak ada kesedihan lagi, aku harus tetap berpikir positif, semangat, dan berusaha sabar dan makin sabar lagi dalam menjalani hidup ini. aku yakin galauku ini pasti sembuh.
     Ya Allah, aku memang sekarang lagi galau, dan tolong segera temukan obat galau hatiku ini. aku percaya semua ini pasti ada hikmahnya. aku percaya esok hari aku bisa menjadi lebih baik daripada saat ini, semoga semuanya menjadi indah pada waktu yang Engkau izinkan Ya Allah, amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI: SENJAKALA - RISA SARASWATI

Judul       : SENJAKALA Penulis    : Risa Saraswati Penerbit   : Bukune Tebal       : x+218 hlm; 14x20 cm ISBN       : 978-602-220-294-3 Blurb: Senjakala. Setiap orang punya perasaan yang berbeda tentang gurat , merah yang menghiasi langit senja itu. Ada yang menganggapnya indah, tenang, bahkan romantis-seperti yang sekarang kian populer disajakkan para penyair. Namun, bagiku. Peter, Hans, Hendrick, William, dan Janshen, saat itu artinya tidak boleh kemana-mana. Kami akan berada di kamar dan bercerita tentang hal mengerikan apa saja yang bisa muncul di waktu senja. Anak-anak itu ketakutan, Semakin besar rasa takut mereka, makin semangat aku bercerita. Sekumpulan kisah-kisah paling menyeramkan dari makhluk yang bermunculan pada jelang malam itu di buku ini. Selamat mengikuti Senjakala, sisi lain dari indah gurat senja. ### Buku ini merupakan kisah menarik tentang kisah yang dialami oleh Risa Saraswati sendiri perihal waktu senja, dan diceritakan kepada pa

RESENSI NOVEL: PERSIMPANGAN - HASAN ASPAHANI - GAGASMEDIA

Judul Buku : Persimpangan Penulis : Hasan Aspahani Penyunting : Ry Azzura dan Sulung S. Hanum Ilustrator : Fajar Nugraha Penerbit : GagasMedia Terbit : 2019 Cetakan Pertama Jumlah Halaman : vi + 206 Hlm Cover depan novel Persimpangan karya Hasan Aspahani  BLURB NOVEL: Pergi dari Ibu Kota menyusuri arah Timur Indonesia, Habel Rajavani melakukan perjalanan dengan misi melupakan kehilangan. Majalah remaja yang merupakan “rumah” baginya—tempat ia bekerja dan bermakna—mesti menghadapi realitas dunia digital. Jurnalis muda itu mencari tahu apa yang ia butuhkan dalam hidupnya yang masih akan panjang. Ditemani jurnal setia, ia membuat catatan atas apa-apa yang ia temui, segala resah dan cerita. Dia bertemu banyak orang yang lebih malang darinya, “Masing-masing dari kami menemukan cara untuk berdamai dengan diri sendiri dan kehidupan,” tulisnya dalam jurnal itu. Di waktu yang tak ia duga, hadir seorang perempuan yang mengguncang kebekuan hatinya. Perempua

Mimpi Secarik Kertas

Jam menunjukkan pukul 2 siang ketika aku tiba dirumah. Terlihat adikku yang sedang belajar dan yang satu lagi sedang bermain robot-robotan, mereka bernama Farras dan Naddif. Keduanya perempuan. Namun, adikku Naddif sedikit agak tomboy. Entahlah, kata ibuku perilakunya sepertiku. “Assalamu’alaikuum.” ucapku memberikan salam dan kemudian bergegas masuk kamar. “Deyo, makan dulu gih, ibu sudah memasak masakan yang kamu suka. Jangan sampai telat lagi makannya, kamu punya maag.” perintah ibuku menghentikan aku ketika hendak menutup pintu kamar. “Mm, tadi disekolah Deyo sudah makan, bu.” kataku. “Oh yasudah.” katanya singkat. Kututup pintu kamar, kemudian dengan sedikit terburu-buru aku mengganti baju. Aku jadi memikirkan apa yang tadi Pak Kiki katakan. Dia berkata kalau kita harus punya banyak mimpi, dimulai dari mimpi terkecil hingga mimpi terbesar dalam hidup kita. Dia juga berkata kalau semua orang pasti punya mimpi yang amat banyak, namun terhalang oleh hambatan yaitu keadaan. Menur