Andai ada mesin waktu, kesalahan apa yang harus aku perbaiki? Pertanyaan yang berat sebab pasti akan mengorek kisah lama dan pasti pahit alias nggak mau diingat sekaligus sulit dilupakan.
kalau aku kembali ke masa kecilku, aku ingin tidak menghadapi kejadian dimana pamanku membentakku dan mengusirku dari rumah Eyang. Itu kejadian menjadi momok terbesar. Di hadapan banyak sepupuku saat usiaku masih balita aku diusir seperti pengusiran di sinetron. Menakutkan sekali. Bahkan ada masa di mana aku nggak berani ke rumah Eyang sendirian sebab aku takut ketemu pamanku itu, makin gede makin gak jadi takut tapi jadi berani, berani dalam artian bantah, atau ngeremehin gitu kalau dia bicara. Entahlah Semoga Tuhan menmenyadarkan dia. Dan sekarang aku jarang ke rumah Eyang semenjak Eyangvmeninggal dunia. Ibuku juga jarang ke sana. Paling kalau ada arisan keluarga saja. Sebab penduduk di rumah sana ya pamanku, bibiku (adiknya ibuk uang lain lagi), dan kakak sepupuku (anak dari bu dheku atau kakak Tertuanya ibuk). Penduduk di rumah sana juga kayak menyimpan api dalam sekam sih istilahnya. Sudah rumah tangga sendiri tapi gabung pastibkan rawan konflik gitu. Udah ah males ngelanjutin cerita. Kembali ke kejadian masa lalu. Kesalahan apa yang aku perbuat aku nggak ngerti sama sekali. Kalau sama ibuku yang notabene kakaknya. Nggak. Kejadian masa lalu itu jelas buat hatiku sakit. Aku hanya bisa memaafkan dan berusaha melupakan.
Jika ada mesin waktu lagi, aku ingin balik ke dua tahun lalu. Saat aku harus keluar secara tidak baik atau dianggap tidak terhormat dari instansi. Instansi yang udah begitu baik sama aku, kasih aku pengalaman dan pekerjaan bahkan saat aku belum mendapatkan gelar sarjana. Intinya waktu itu aku dapat kabar buruk sekali tentang para petinggi yayasan. Sehingga membuat aku berpikir bagakmana ini. Dan maka keputusan mengundurkan diri adalah yang utama. Oh ya ditambah lagi masalah mbak mbak yang naksir aku jadi bikin aku harus buru buru cabut dari yayasan itu, statusnya janda dan dia agresif sekali dalam hal mendekati cowok dalam hal ini saya sebagai brondong usia 23 tahun sedangkan dia 32 tahun. Saya mengundurkan diri dengan memaksa alias tidak baik - baik. Saya membuat drama saya gak kerasan dan lain sebagainya. Intinya saya menyesal namun pada waktu itu saya tidak punya pilihan lain sebab saya benar benar capek. Dan kabar buruk itu nyata bukan gosip belaka. Petinggi yayasan itu bikin saya khawatir banget pokoknya. Kalau memang belum ada mesin waktu semoga sesegera mungkin yang buruk buruk dari mereka segera digantikan dengan yang baik. Jujur saya takut jika saya terus disana bukannya saya mengubah yang buruk jadi baik bisa jadi saya ketularan buruk. Saya tidak berpikiran negatif namun saya mengenal siapa diri saya sendiri. Semoga ke depannya saya dan mereka bisa baikan lagi dan orang orang itu dikasih tunjuk tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Begitu juga saya sendiri semoga makin diberikan kebaikan.
Kalau mesin waktu itu benar benar ada dan berfungsi, aku mau ke zaman masih ada bapakku. Aku nggak bisa cerita banyak, aku nggak bikin kesalahan hanya aku kangen dan rindu berat sama beliau. Doa tetap tercurahkan pada beliau di alam sana....
kalau aku kembali ke masa kecilku, aku ingin tidak menghadapi kejadian dimana pamanku membentakku dan mengusirku dari rumah Eyang. Itu kejadian menjadi momok terbesar. Di hadapan banyak sepupuku saat usiaku masih balita aku diusir seperti pengusiran di sinetron. Menakutkan sekali. Bahkan ada masa di mana aku nggak berani ke rumah Eyang sendirian sebab aku takut ketemu pamanku itu, makin gede makin gak jadi takut tapi jadi berani, berani dalam artian bantah, atau ngeremehin gitu kalau dia bicara. Entahlah Semoga Tuhan menmenyadarkan dia. Dan sekarang aku jarang ke rumah Eyang semenjak Eyangvmeninggal dunia. Ibuku juga jarang ke sana. Paling kalau ada arisan keluarga saja. Sebab penduduk di rumah sana ya pamanku, bibiku (adiknya ibuk uang lain lagi), dan kakak sepupuku (anak dari bu dheku atau kakak Tertuanya ibuk). Penduduk di rumah sana juga kayak menyimpan api dalam sekam sih istilahnya. Sudah rumah tangga sendiri tapi gabung pastibkan rawan konflik gitu. Udah ah males ngelanjutin cerita. Kembali ke kejadian masa lalu. Kesalahan apa yang aku perbuat aku nggak ngerti sama sekali. Kalau sama ibuku yang notabene kakaknya. Nggak. Kejadian masa lalu itu jelas buat hatiku sakit. Aku hanya bisa memaafkan dan berusaha melupakan.
Jika ada mesin waktu lagi, aku ingin balik ke dua tahun lalu. Saat aku harus keluar secara tidak baik atau dianggap tidak terhormat dari instansi. Instansi yang udah begitu baik sama aku, kasih aku pengalaman dan pekerjaan bahkan saat aku belum mendapatkan gelar sarjana. Intinya waktu itu aku dapat kabar buruk sekali tentang para petinggi yayasan. Sehingga membuat aku berpikir bagakmana ini. Dan maka keputusan mengundurkan diri adalah yang utama. Oh ya ditambah lagi masalah mbak mbak yang naksir aku jadi bikin aku harus buru buru cabut dari yayasan itu, statusnya janda dan dia agresif sekali dalam hal mendekati cowok dalam hal ini saya sebagai brondong usia 23 tahun sedangkan dia 32 tahun. Saya mengundurkan diri dengan memaksa alias tidak baik - baik. Saya membuat drama saya gak kerasan dan lain sebagainya. Intinya saya menyesal namun pada waktu itu saya tidak punya pilihan lain sebab saya benar benar capek. Dan kabar buruk itu nyata bukan gosip belaka. Petinggi yayasan itu bikin saya khawatir banget pokoknya. Kalau memang belum ada mesin waktu semoga sesegera mungkin yang buruk buruk dari mereka segera digantikan dengan yang baik. Jujur saya takut jika saya terus disana bukannya saya mengubah yang buruk jadi baik bisa jadi saya ketularan buruk. Saya tidak berpikiran negatif namun saya mengenal siapa diri saya sendiri. Semoga ke depannya saya dan mereka bisa baikan lagi dan orang orang itu dikasih tunjuk tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Begitu juga saya sendiri semoga makin diberikan kebaikan.
Kalau mesin waktu itu benar benar ada dan berfungsi, aku mau ke zaman masih ada bapakku. Aku nggak bisa cerita banyak, aku nggak bikin kesalahan hanya aku kangen dan rindu berat sama beliau. Doa tetap tercurahkan pada beliau di alam sana....
Komentar
Posting Komentar